i went to Malang last week (and now i'm broke)
Hola!!
Lagi-lagi, kapan ya Ausy terakhir ngepost tulisan di sini? But worry no more y'all, I'm back dengan konten yang semoga berfaedah, wkwk.
Jadii.. as perhaps some of you might have known already, i went to Malang last week! tepatnya tanggal 10 Desember - 15 Desember 2018. Setelah beberapa bulan sebelumnya ngerencanain perjalanan ini bareng temen-temenku--Yumna, Alya, Salma, Nida--akhirnya terealisasi juga a.k.a ngga cuman wacana belaka, hahaha.
Tanggal 10 Desember lalu adalah hari terakhir aku UAS. Karena pengen gercep, malamnya kita langsung berangkat dari St. Tawang Semarang menuju St. Kotabaru Malang naik kereta api Matarmaja jam 22:07 dan sampai di Malang jam 07:51 tanggal 11 Desember.
DAY 1, 11 Desember 2018
Sesampainya di Malang, yang pertama didiskusikan adalah: makan.
Yang satu pengen makan rawon, yang satu pengen makan soto, yang satu pengen makan bubur... hadeuh. Ngga pake lama lagi, kita langsung gerek-gerek koper setelah ngeliat ada pujasera.
Pujasera ini letaknya di seberang stasiun (kurang strategis apa coba?!). Isinya macem-macem, ada soto..rawon..nasi penyet..nasi goreng..banyak, deh! Dan selepas makan, kita langsung pesan taksi menuju Batu.
Pujasera ini letaknya di seberang stasiun (kurang strategis apa coba?!). Isinya macem-macem, ada soto..rawon..nasi penyet..nasi goreng..banyak, deh! Dan selepas makan, kita langsung pesan taksi menuju Batu.
Homestay yang kita tempatin di sana namanya Lancar Homestay Syariah. Lokasinya di Batu, daerah Oro-Oro Ombo, dan dekeeeet banget sama Batu Night Spectacular (BNS). Untuk fotonya aku ambil dari google ya, hehehe.
Tempatnya nyaman banget! Selama di sana aku dan temen-temen pesen kamar yang untuk enam orang, tapi kamarnya pun bahkan cukup banget buat sampai delapan orang. Di dalamnya ada satu sofa, satu matras tidur yang cukup untuk empat orang, satu tempat tidur, TV, dan kamar mandi dalam. Di homestay ini juga ada warung kecil, dapur, dan dapet stok teh dan pop mie gratis juga. Nah untuk budget-nya sendiri, selama empat hari di sana totalnya 750 ribu.
Selama di Malang ini, aku dan temen-temen sewa motor di @sewamotormalang_batu (instagram). Untuk tiga motor selama empat hari, dikenakan biaya 580 ribu. Kayaknya mereka punya dua cabang, di Malang dan di Batu. Bisa dicoba buat kalian yang mau main ke Malang maupun Batu, motornya juga bisa diantar-jemput tanpa ongkos kirim lagi :)
Di hari pertama ini, aku dan temen-temen ngga ada kegiatan sama sekali, wkwkwk. Cuman seharian istirahat aja di homestay, karena capek dari perjalanan dan re-charge energi berhubung malamnya kita berencana untuk mampir ke Bromo.
Sehabis Maghrib, kita makan di suatu resto yang aku lupa namanya :( tapi masih di sekitar homestay. Ada kejadian lucu, sih.. jadi, saat itu kita semua pesen daging bebek kecuali Nida yang pesen ayam kalasan. Wis.. ngga berapa lama makanannya datang kan. Dan di tengah-tengah makan.. yang bentar lagi habis.. Yumna nyeletuk, "Nid, kok ayammu kayak bebek, ya?"
...and yep, ternyata makanannya Alya dan Nida--sepertinya-- ketuker :( dan akhirnya mereka bener-bener tukeran daging walaupun makanannya udah mau habis karena Nida memang ngga mau makan bebek...
...ngga berapa lama kemudian, Nida nyeletuk lagi, "ini kayaknya juga bebek deh," kemudian kita langsung panggil mbak pelayannya dong.
okelah, akhirnya berakhir dengan: "gue gamau makan di sini lagi!"
Malamnya, sekitar jam setengah sembilan, aku jemput temen SMA-ku, Deshinta, yang kuliah di Malang. Mau ikut ke Bromo katanya, wkwk. Setelah beberapa jam kenalan basa-basi sama temen-temen yang lain, malamnya kita nunggu mobil travel dan siap-siap untuk berangkat ke Bromo.
DAY 2, 12 Desember 2018
Tengah malamnya, kita berangkat langsung menuju Bromo. Untuk ke Bromo ini, aku dan temen-temen pakai travel dari @bromo.spaces (instagram), kita pilih paket yang private (satu jeep maksimal enam orang) dengan harga 1250 ribu, tapi dikarenakan lokasi penjemputannya bukan di Malang, jadi dikenakan biaya tambahan 100 ribu. Dari Batu, kita naik mobil dan memakan waktu sekitar satu jam sampai ke tempat naik jeepnya. Nah.. dari tempat naik jeep ini, memakan waktu sekitar dua jam lagi untuk akhirnya sampai ke TNBTS. Akses ke TNBTS-nya sangat mantap gais..curam, gelap, dan sempit. Cuman cukup untuk satu jeep aja.
Sesampainya di sana, itu udah sekitar jam setengah empat dini hari. Akhirnya, kita nunggu sebentar di warung kopi gitu, karena sebentar lagi adzan Shubuh. Setelah sholat, kita mulai naik ke atas menuju spot liat sunrise.
Sambil nunggu sunrise, harus banget nikmatin langit malamnya. Bagus banget! Banyak bintang-bintang yang bener-bener jelas terbentang, kayak di Planetarium Jakarta. Sayangnya yang difoto tentunya ngga sebagus yang ditangkap mata.
By the way, waktu-waktu sebelum matahari terbit, suhunya masih dingin. Buat kalian yang ngga tahan dingin, menurutku lebih baik pakai sarung tangan sih. Kemarin aku ngga pakai (dengan alasan males haha) dan emang jadinya tanganku agak mati rasa. But don't worry, sesaat setelah matahari mulai perlahan muncul, suhu udah mulai menghangat kok.
Sekitar jam enam pagi, kita mulai pergi ninggalin spot sunrise dan mampir ke Savana, Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies, dan Kawah Bromo.
Oh iya, ternyata, Bromo ngga cuman bisa diakses dengan naik jeep aja loh. Bisa juga naik motor... dengan--katanya--jalanan yang lebih ekstrim. Jadi teman-teman, stay safe ya kalo mau naik motor!
Setelah seharian istirahat sepulang dari Bromo, malamnya kita mulai ngelayap lagi, kali ini menujudaerah songgoriti BNS yang sangat dekat dari homestay. BNS ini semacam pasar malam besar, yang isinya wahana-wahana permainan. Karena waktu itu kita main saat weekdays, untuk tiket masuknya dikenakan biaya sebesar 30 ribu, sementara untuk tiket terusannya sebesar 99 ribu.
"Mbak, ini daging ayam atau bebek ya?"
"Itu ayam kok"
"Tapi kok dagingnya kayak gini, ya?"
"...eh iya, itu bebek..eehe..hehe.."
Malamnya, sekitar jam setengah sembilan, aku jemput temen SMA-ku, Deshinta, yang kuliah di Malang. Mau ikut ke Bromo katanya, wkwk. Setelah beberapa jam kenalan basa-basi sama temen-temen yang lain, malamnya kita nunggu mobil travel dan siap-siap untuk berangkat ke Bromo.
DAY 2, 12 Desember 2018
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
![]() |
| photocreds: Alya Ammarie |
Tengah malamnya, kita berangkat langsung menuju Bromo. Untuk ke Bromo ini, aku dan temen-temen pakai travel dari @bromo.spaces (instagram), kita pilih paket yang private (satu jeep maksimal enam orang) dengan harga 1250 ribu, tapi dikarenakan lokasi penjemputannya bukan di Malang, jadi dikenakan biaya tambahan 100 ribu. Dari Batu, kita naik mobil dan memakan waktu sekitar satu jam sampai ke tempat naik jeepnya. Nah.. dari tempat naik jeep ini, memakan waktu sekitar dua jam lagi untuk akhirnya sampai ke TNBTS. Akses ke TNBTS-nya sangat mantap gais..curam, gelap, dan sempit. Cuman cukup untuk satu jeep aja.
Sesampainya di sana, itu udah sekitar jam setengah empat dini hari. Akhirnya, kita nunggu sebentar di warung kopi gitu, karena sebentar lagi adzan Shubuh. Setelah sholat, kita mulai naik ke atas menuju spot liat sunrise.
Sambil nunggu sunrise, harus banget nikmatin langit malamnya. Bagus banget! Banyak bintang-bintang yang bener-bener jelas terbentang, kayak di Planetarium Jakarta. Sayangnya yang difoto tentunya ngga sebagus yang ditangkap mata.
![]() |
| photocreds: Salma Salsabilla |
By the way, waktu-waktu sebelum matahari terbit, suhunya masih dingin. Buat kalian yang ngga tahan dingin, menurutku lebih baik pakai sarung tangan sih. Kemarin aku ngga pakai (dengan alasan males haha) dan emang jadinya tanganku agak mati rasa. But don't worry, sesaat setelah matahari mulai perlahan muncul, suhu udah mulai menghangat kok.
Sekitar jam enam pagi, kita mulai pergi ninggalin spot sunrise dan mampir ke Savana, Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies, dan Kawah Bromo.
Oh iya, ternyata, Bromo ngga cuman bisa diakses dengan naik jeep aja loh. Bisa juga naik motor... dengan--katanya--jalanan yang lebih ekstrim. Jadi teman-teman, stay safe ya kalo mau naik motor!
| cahaya lampu dari rombongan pengunjung dengan motor. photocreds: Salma Salsabilla |
Batu Night Spectacular
![]() |
| source: google |
Setelah seharian istirahat sepulang dari Bromo, malamnya kita mulai ngelayap lagi, kali ini menuju
Apa tuh tiket terusan?
Jadi, di BNS ini untuk setiap wahana yang mau kita naikkin, ditarik biaya lagi untuk satu kali permainan. Berdasarkan beberapa wahana yang aku naikkin kemarin, tiap wahananya dikenakan biaya sekitar 10 - 15 ribu. Nah kalau kalian beli tiket terusan, kalian udah bisa naik semua wahana tanpa dikenakan biaya lagi. Untuk kalian yang memang seneng naik wahana permainan kayak gini dan berniat buat naikkin hampir semua wahana di sana, bisa beli tiket terusan aja.
Jangan salah, di BNS ini banyak banget wahananya. Rasanya kemarin aku pengen cobain semua (kecuali rumah hantu) tapi karena kemarin gerimis lumayan deras dan aku ngga beli tiket terusan juga, jadi cuma beberapa wahana aja yang aku pilih. Dari yang aku coba kemarin, aku ngerekomendasiin kereta sepeda yang ngelilingin BNS itu! By the way, keretanya bisa diputer 360 derajat loh, jangan takut nyoba muter ya! Tapi tentunya tetep hati-hati juga, hehe.
DAY 3, 13 Desember 2018
Warung Sidik
Pagi harinya, pas lagi mau cari makan, kita ngelewatin tempat makan namanya Warung Sidik, dan lokasinya sejalan sama tujuan kita pada hari itu yaitu Jatim Park I. Awalnya ngga tau ini tempat makan apa, tapi selagi makan di sana baru ngeh kayaknya ini salah satu tempat rekomendasi makan di Batu, deh.
Tempatnya memang ngga terlalu besar, tapi family-friendly. Tipikal tempat makan buat keluarga, dan memang pada saat itu yang lagi makan di sana rata-rata keluarga gitu. Makanannya beragam, agak berorientasi ke sarapan, dan saat itu aku pesen Pecel Ayam. Oh iya, buat kita mahasiswa misqueen, jangan jiper duluan karena di menu nya ngga tertulis harganya, hahahahaha. Tapi, ya, dengan porsi yang cukup banyak dan rasa yang enak, jadi memang agak pricey. Tapi tetep worth it untuk dicoba kok!
Oh iya, kelihatannya warung makan ini cuman buka saat pagi, karena waktu sore kita mau cari makan, warungnya tutup. Jadi, kalau mau ke sini, pagi-pagi saat cari sarapan aja, ya!
![]() |
| source: google |
Jatim Park I
Setelah sarapan, kita langsung cap cus ke Jatim Park I. Apa sih bedanya sama Jatim Park II dan III?
Jadi, Jatim Park I lebih terfokus ke wahana permainan, Jatim Park II lebih terfokus ke kebun binatang, dan Jatim Park III kalau ngga salah lebih terfokus ke sci-fi gitu. Tapi kayaknya semua Jatim Park juga mengusung konsep edukasi, ya.
"Kok habis makan--dengan porsi yang katanya banyak--langsung main wahana gitu sih?"
Tenang guys, jadi di Jatim Park I ini pas mau masuk ataupun keluar--bahasa kasarnya--banyak basa basinya. Hehehe.
"Basa basi? Langsung to the point aja, deh!
Nah, iya!
Jadi, buat aku dan temen-temen yang pengen langsung main aja.. ternyata ngga bisa gercep. Sebelum masuk ke area permainan, kita disuguhi banyak banget informasi edukasi mengenai sejarah, teknologi, tumbuhan, dan semacamnya. Kalau untuk menuju pintu keluar, basa basi yang kita dapet adalah pasar yang isinya jual buah, baju, dan bermacam-macam oleh-oleh lainnya.
Oh iya, sebelum aku lanjut cerita tentang wahana permainannya, aku mau ngasitau juga untuk tiket reguler masuk Jatim Park I itu sebesar 70 ribu (weekdays ya, jadi untuk kalian yang pergi saat weekend pastinya ngga sama harganya). Tapi di loket tiket, kita ditawarin untuk beli tiket paket yang harganya 91 ribu, udah termasuk tiket masuk ke Museum Tubuh juga, jadi akhirnya kita beli tiket yang itu.
Museum Tubuh ini sangat edukatif sekali gaiss, aku saranin buat masuk ke sana juga! Informatif banget dengan alat peraga mengenai organ tubuh manusia yang bener-bener ngga ngebosenin dan menarik. Di dalam sana akan ada guide-nya yang ngejelasin setiap spot yang kita datengin; misal kayak spot gigi, spot jantung, spot paru-paru, dan sebagainya. Oh iya, di Museum Tubuh ini juga ada cadaver (mayat yang diawetkan) di suatu ruangan khusus, yang untuk masuk ke sana nggaboleh berusia kurang dari 18 tahun dan ngga diperbolehkan untuk bawa hp maupun kamera. Tapi buat yang mau masuk liat cadaver, jangan takut! ngga serem kok, hehe.
![]() |
| gendang telinga manusia |
Setelah dari Museum Tubuh, kita langsung lanjut masuk ke area utamanya. Seperti yang udah aku jelasin tadi, sebelum masuk area permainan, kita disuguhin sama taman-taman edukatif juga. Ada alat-alat sci-fi, tokoh-tokoh dunia, ataupun contoh-contoh rumah adat dan keraton di Indonesia. Bikin aku inget sama Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta atau Grand Maerakaca di Semarang.
![]() |
| Keraton Sumenep, Jawa Timur, yang kata orang Sumenep aslinya ngga seperti ini. Hahaha |
Setelah kita ngelewatin 'Taman Mini' tersebut, kita masuk ke area wahana permainan untuk anak-anak. Ini yang cukup impressive sih, ada area tersendiri untuk anak-anak yang tentunya lebih aman untuk mereka dan lebih menyesuaikan dengan umur. Setelah itu, barulah kita masuk ke area wahana permainan utama.
![]() |
| view dari Sky Ride |
Kalau dibandingin dengan BNS, tentunya wahana permainan di sini lebih banyak. Karena di Jatim Park I ngga dikenakan biaya lagi untuk naik suatu wahana, jadi bisa naik apapun sepuasnya. Walaupun begitu, ada minimal penumpang yang ditetapkan untuk bisa naik wahananya. Nggatau apa aturan itu berlaku untuk semua wahana, tapi udah ada dua wahana yang aku gagal naik karena antreannya kurang orang.
Untuk wahana yang udah aku naikkin, nggabisa aku sebutin satu-satu karena lupa apa aja dan lupa namanya juga. Tapi, yang paling aku rekomendasiin adalah Sky Swinger. Sky Swinger ini semacam ontang-anting dengan putaran yang lebih lambat.. tapi dengan ketinggian yang jauh lebih tinggi. Serius, tinggi banget! Dari segala wahana dengan ketinggian yang amat sangat yang udah aku naikkin di sana, Sky Swinger satu-satunya wahana yang bikin aku gemeteran pegang handphone. Hahahah.
"lagian ngapain juga pegang hp?"
"buat dokumentasi aje cuk"
Tapi karena ketinggiannya itu, bikin aku naik sampai dua kali. Bagus banget dari atas, kalo lagi stress skripsi rasanya pengen ke sini aja lagi terus naik Sky Swinger berkali-kali #lebay.
![]() |
| view dari Sky Swinger |
Untuk kalian yang takut untuk ke amusement park kayak Jatim Park I ini, ngga usah khawatir! Ngga semua wahananya ekstrim kok. Ada juga yang slow melambae-lambae misal kayak Bumper Car, Sky Ride, Rumah Pipa, atau Dog Race. Tapi tetap saranku satu gais: coba aja. Beranikan dirimu!!! (sok bgt gw)
Oh iya, ngomong-ngomong soal Rumah Pipa... ada kejadian lucu juga. Jadi, Rumah Pipa ini semacam Rumah Kaca gitu kalau di Dufan. Karena aku memang ngga suka gelap, aku pun juga ngga tertarik buat naik wahana yang gelap-gelapan gitu. Tapi, berhubung temen-temenku pengen masuk ke Rumah Pipa ini, okelah aku ngikut.
Sesampainya di dalam, creepy nya minta ampun. Setidaknya buat aku, ya.
"Maksimal rombongan enam orang, ya." kata bapak penjaga Rumah Pipa.
Karena kita berlima, tentunya baru kita aja yang masuk. Sekitar lima menit kita di dalam... dan kita kesasar. Pada saat itu, aku udah bisa ngerasain hawa-hawa paniknya temen-temenku, dan tentunya aku sendiri karena dari awal masuk aku juga udah ngga nyaman, riweuh sendiri ngga mau berdiri paling belakang, hahaha. Akhirnya, kita masuk suatu ruangan besar yang sangat amat creepy.. karena udah kepalang panik dan mulai takut, kita yakin kalau itu jalan buntu. Kemudian kita muter balik dan coba cari jalan lain...
"Eh, cahaya! Cahaya tuh, diujung! Ayo, ayo!!"
"Eh, ada suara orang tuh! Ayo kita gabung aja!"
Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga pintu keluarnya, yang entah kenapa juga merupakan pintu masuk kita tadi.
"Pak...? Loh keluarnya di (pintu) sini juga?"
...dan akhirnya kita masuk lagi ke rumah itu, dengan bapak penjaga di paling depan, hahahaha. And guess what?! Ternyata ruangan besar yang kita kira buntu itu, jalan keluarnya gais. Jalan sedikit aja, udah langsung pintu keluar. Dan pada akhirnya, bapak penjaga Rumah Pipa harus muter untuk balik ke pintu masuk Rumah Pipa tadi, hahaha... terimakasih bapak!
Alun-Alun Kota Batu
Malamnya, kita main ke alun-alun. Rame sekaalii.. tapi ngga bikin kewalahan kok. Banyak banget makanan dan jajanan di sini, jadi pas banget buat makan malem. Karena sebelum berangkat ke Malang kita direkomendasiin beberapa teman di kampus untuk nyobain Ketan Legenda, alhasil setelah parkir kita langsung cari tempatnya.
Sesampainya di Pos Ketan Legenda, kita langsung pesen dan kita pilih dibungkus, karena rame dan ngga dapet tempat duduk. Untuk review ketannya, buat aku biasa aja sih, hehe. Mungkin karena aku bukan anak yang suka banget sama manis juga yaa.. tapi boleh dicoba kok!
Di alun-alun ini juga ada kincir angin yang mungkin juga ikon alun-alunnya ya, selain patung besar buah apelnya. Karena di BNS maupun Jatim Park I ngga ada kincir angin, jadilah kita naik di alun-alun. Untuk tiketnya itu 5 ribu per orang, antreannya juga ngga cukup panjang. Cuman yang kurang menurutku untuk kaca jendela di kincir angin ini ngga bening, jadi ngga bisa begitu menikmati view alun-alun dari atas #saran. Tapi, lagi-lagi aku bilang, boleh lah dicoba! Hehe.
DAY 4, 14 Desember 2018
Batu Flower Garden-Coban Rais
Hari terakhir!
Rencana kita untuk hari ini adalah mengunjungi Batu Flower Garden yang se-wilayah dengan Coban Rais sebelum akhirnya pulang di sore harinya. Kayaknya sih ini tempat wisata baru yang hits yaa..
Tapi, mohon maaf, di sini aku mau sedikit mengkritik. Heheheh. #kritikdarisobatmisqueen
Positifnya, view-nya bagus. Tempatnya cukup rapih dan teratur juga, dan tentunya banyak spot-spot foto hitz.
"Spot foto? Ini bukan taman bunga?"
Iya, apparently bukan taman bunga. Batu Garden Flower ini menyediakan spot-spot foto yang kayak gini...
| source: google |
![]() |
| source: google |
Memang view-nya bagus, tapi jujur, aku kurang merekomendasikan tempat ini. Kenapa?
*drum rolls*
jadi...
*tarik nafas*
Untuk tiket masuknya sendiri, dikenakan biaya 25 ribu per orang, sudah termasuk tiket parkir, tiket masuk Batu Garden Flower, tiket untuk ke Coban Rais, dan gratis dua spot foto. Setelah parkir, kita jalan sedikit ke atas kemudian disamperin mamang-mamang
Selama menuju ke atas, kalian akan disuguhin berbagai macam spot-spot foto tersebut. Setelah sampai di atas dan membayar si mamang ojek, kita langsung ke loket tiket untuk milih spot foto yang kita mau. Untuk setiap spot foto tersebut, dikenakan biaya lagi per orangnya untuk satu foto cetak. Semakin bagus spotnya, semakin mahal harganya. Seperti yang udah aku bilang sebelumnya, tiket masuk tadi udah termasuk dua spot foto di sana. Tapi sayangnya, dua spot foto itu.....
....ngg....gimana ya....
...let's just say, ngga sesuai sama yang aku dan temen-temen mau. (emang ya, udah misqueen banyak mau pula. Wkwk.)
Karena untuk membayar 25 ribu per orang supaya bisa foto di spot rumah The Hobbit atau di spot foto lain yang cukup bagus dengan harga kisaran tersebut menurut kita kurang worth it, akhirnya kita langsung tancap gas jalan kaki turun ke bawah. Tadinya mau menghibur diri dengan mengunjungi Coban Rais, tapi lagi-lagi harus berhadapan dengan mamang ojek yang dengan senang hati menawarkan untuk nganterin sampai sana sejauh 2 km ke atas. Akhirnya kita memilih langsung pulang saja ke homestay. Hehehe.
![]() |
| foto sendiri biar ga rugi |
Setelah sampai homestay, hari kemudian dihabiskan dengan berleha-leha sampai Ashar dan siap kembali ke stasiun untuk pulang kembali ke Semarang. Karena stasiunnya kecil dengan pintu masuk yang cukup kecil juga tapi penuh dengan penumpang kereta tujuan segala jurusan yang sangat banyak...didukung dengan derasnya hujan yang turun hari itu... suasana sangat hektik dan chaos gais. But we made it back to Semarang setelah 10 jam perjalanan dan disambut dengan genangan banjir ibukota Jawa Tengah pada dini hari.
Nah, sekian dulu untuk post kali ini. Cukup panjang juga, ya... untuk kalian yang udah baca sampai sini, terimakasih. Hehehehe.
Oh iya, juga mau meminta maaf jika ada beberapa kata maupun kalimat yang kurang berkenan, khususnya untuk
Sampai nanti!
Stay kind, stay happy!
a.h.m.🐇
Jakarta, Indonesia
Desember 2018
09:48
akhir tulisan ini ditemani lagu Please Never Fall In Love Again dari Ollie MN (( in case you need a gud song ))
P.S. Yep.. technically, aku ke Malang sudah dari dua minggu lalu. Tapi, tulisan ini sudah mulai ditulis dan mendekam di draft sejak beberapa hari lalu, cuman baru selesai diedit pagi ini. So if you don't mind, judulnya tetap seperti itu karena I couldn't come up with a better post title hahahaha. Thankyou again for reading! - ausy




















Comments
Post a Comment